Senin, 20 Agustus 2007

Sekilas Tentang Flu Burung

. Senin, 20 Agustus 2007


Flu burung adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan varian virus influenza yang bisa menginfeksi unggas.

Virus Flu Burung dapat menular ke manusia disebabkan karena bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi. Virus tersebut menular melalui sekresi air liur dan kotoran yang keluar dari unggas, terutama yang melalui feses/tinja. Manusia dapat tertular karena menyentuh, kemudian menelan atau menghirup terutama butiran halus feses unggas yang terinfeksi oleh virus H5N1. Kasus pertama terjadi di Hongkong pada tahun 1997, dilaporkan ada 6 orang meninggal dunia yang disebabkan oleh virus tersebut. Sejak saat itu, sejumlah varian Flu Burung yang beragam jenisnya telah menular ke manusia. Umumnya varian yang bukan H5N1 hanya menyebabkan penyakit ringan pada manusia.

Lembaga Kesehatan Internasional khawatir virus H5N1 kemudian bermutasi dan bisa dengan cepat menulari manusia ke manusia. Satu cara yang dapat terjadi adalah jika virus flu pada manusia dan Flu Burung saling bertukar gen. Jika pasien saat itu terinfeksi oleh kedua virus tersebut sekaligus, maka pasien tersebut menjadi "bejana/sarang pencampur" perpindahan gen antardua virus tersebut. Kemudian sub-jenis virus influenza yang betul-betul baru (yang mengandung cukup gen manusia) mungkin akan muncul sehingga dengan mudah menyebar dari manusia ke manusia. Kalau ini terjadi, maka bisa menimbulkan epidemi global atau pandemi.

Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah hejala seperti flu pada umumnya. Misalnya demam, sakit tenggorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepaladan lemas. Dalam waktu singkat beberapa gejala tersebutdapat menjadi lebih berat sehingga terjadi peradangan di paru-paru (pneumonia). Apabila tidak di tangani dengan baik dapat menyebabkan kematian.

Hampir separuh kasus Flu Burung menyerang pada manusia menimpa anak-anak, terutama yang berusia di bawah 12 tahun. Hal itu karena sistem kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat.

Virus Flu Burung memiliki kemampuan untuk membangkitkan hampir keseluruhan respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Semakin banyak virus itu tereplikasi, semakin banyak pula sitoksin. Sitoksin adalah protein yang memicu untuk peningkatan respon imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan yang diproduksi tubuh. Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan - jaringan dalam tubuh. Itulah yang dimaksud sebagai respons bunuh diri.

Jangan makan unggas/produksi unggas yang masih mentah atau setengah matang, termasuk darah bebek. Beberapa kasus di manusia terjadi setelah minum darah mentah bebek. Virus ini pernah ditemukandi produk unggas yang dibekukan di suatu daerah yang terkena.

Vaksin Influenza biasa/musiman tidak melindungi diri kita dari virus H5N1. Walaupun demikian, orang - orang yang berpergian sebaiknya mempertimbangkan untuk mendapatkan vaksin ini karena influenza bisa terjadi sepanjang tahun di negara-negara tropis. Siapapun yang mungkin terkena virus H5N1, misalnya pegawai peternakan, harus mendapatkan vaksin ini untuk mengurangi resiko infeksi silang virus Flu Burung dengan flu biasa.

Pada 4 April 2004 seorang juru bicara WHO mengumumkan vahwa ada laboratorium yang berhasil merekayasa varian Flu Burung yang kemungkinan bisa digunakan sebagai vaksin.

Beberapa obat antivirus terbukti efektif kalau digunakan pada tahap awal infeksi. Untuk pengobatan sementara, penderita dapat diberikan obat antivirus dan obat symptomatis, seperti oceltamivir (70 mg/h) (Prosedur tetap penanganan penderita Flu Burung : http://www.ppmplp.depkes.go.id/images/m22_s2_i287.b.pdf)

Berikut ini tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi Flu Burung
  1. Hindari pasar unggas hidup atau peternakan unggas dan babi didaerah yang terkena
  2. Gunakan masker dan kacamata pelindung jika bekerja di lingkungan peternakan
  3. Jangan memegang burung yang sakit atau mati (jika terlanjur segera cuci tangan dengan sabun)
  4. HIndari menyentuh barang-barang yang kemungkinan terkontaminasi dengan kotoran unggas dan jangan berenang di air/kolam yang pernah digunakan burung
  5. Cuci alat-alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
  6. Selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungan. Membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan
  7. Virus ini pernah dideteksi masih ada di produk unggas yang sudah diproses (daging unggas beku). Oleh sebab itu, daging ayam yang hendak dikonsumsi harus di masak dengan suhu

    80OC selama satu menit dan telur unggas dengan suhu 60OC selama 5 menit

  8. Pertimbangkan kemungkinan mendapatkan vaksin influenza biasa/musiman walaupun ini tidak akan melindungi anda dari Flu Burung tetapi bermanfaat mengurangi resiko influenza biasa. Dengan demikian juga berarti mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari kedua virus influenza tersebut. Jika terjadi infeksi silang, dapat menyebabkan pandemi varian flu baru.
Sumber : Buku Biologi Sains dalam Kehidupan Kelas X
dengan sedikit perubahan

0 komentar:

 
Weanenugi is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com #